ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [٢:١٨٣
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa” (Al-Baqarah: 183)
Setiap muslim tentu senang menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Betapa bahagiannya setiap kita masih disapa oleh bulan yang selalu
dinanti dan diimpikan kedatangannya. Ibarat orang yang telah lama
berpisah dengan kekasih tercinta, ia akan selalu menanti kehadirannya.
Rasa gundah sering timbul bilakah dapat berjumpa kembali. Maka, ketika
bertemu, rasa bahagiapun meluap bak buih dalam air yang melambung ke
permukaan. Segala sesuatu yang bisa mempertemukannya dengan sang
kekasih-pun ditempuh. Tidak peduli walau harus mendaki gunung yang
tinggi atau menyeberangi lautan yang luas, asal sang kekasih dapat
tersenyum ceria melihat kesungguhan dan ketulusan hatinya selama ini.
Bagi setiap muslim, bulan suci Ramadhan adalah bulan yang sangat
istimewa, bulan yang senantiasa dinanti-nantikan kehadirannya, rasa
rindu yang selalu menggugah hati untuk mengabdikan diri kehadirat Allah
swt, telah tiba. Bagaimana agar momen kemulian Ramadhan mendatangkan berkah dan tidak hanya menghasilkan kesia-siaan, itulah yang semestinya selalu direnungkan setiap muslim.
Kegembiraan Saat Tamu Agung Datang
Abu Hurairah ra. Berkata, Rasulullah saw bersabda:
إذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
”Apabila datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setanpun dibelenggu”. (HR. Muslim).
Hadist ini menjadi salah satu motivasi bagi setiap muslim untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdiaannya kepada Allah ta’ala.
Di bulan Ramadhan, Dia tidak hanya membuka pintu-pintu kebaikan dan
memberikan pahala yang berlipat-lipat pada setiap amal kebaikan,
melainkan Dia juga menutup - atau setidaknya meminimalisir - hambatan
dan rintangan yang menghalangi hamba-Nya untuk meraih kebaikan dan
pahala, yaitu dengan “membelenggu” setan, baik dari kalangan jin ataupun
manusia.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa nabi bersabda kepada Abu Dzar, “Wahai Abu
Dzar mohonlah perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan, manusia
dan jin”. Abu Dzar bertanya, apakah ada manusia yang menjadi setan?
Beliau menjawab, “benar”.
Bahkan bisa jadi setan yang berbentuk manusia ini lebih berbahaya
daripada setan dan jin. Dalam hal ini, Malik bin Dinar pernah berkata,
“Setan (berbentuk) manusia lebih aku waspadai daripada setan jin. Karena
ketika aku membaca ta’awudz, enyahlah setan jin dariku, akan tetapi
setan (berbentuk) manusia itu malah semakin mendekat.”
Maka, sesungguhnya kabar gembira bulan Ramadhan sesungguhnya hanya akan
dirasakan muslim yang memang memiliki tekad kuat untuk menjadikan
Ramadhan sebagai lahan menanam amal dan mencurahkan segala keluh kesah
kepada Yang Maha Kuasa, sehingga - paling tidak - dapat mendekati
derajat taqwa yang merupakan tujuan akhir puasa Ramadhan.
Duri-duri di Bulan Suci
Hadist Nabi yang menggambarkan keistimewaan bulan Ramadhan, seperti
dibukanya pintu-pintu surga, ditutupnya pintu-pintu neraka dan
terbelenggunya para setan, seharusnya tidak hanya ditafsirkan secara
tekstual melainkan dengan konteks yang diinginkan teks hadist itu.
Dinyatakan bahwa di bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, maksudnya
adalah di bulan ini banyak lahan amal ibadah yang sengaja Allah sediakan
agar dapat digarap setiap muslim untuk meningkatkan kualitas keimanan
dan keislaman.
Sedangkan pernyataan bahwa pintu-pintu neraka ditutup, maksudnya adalah
banyak hal di bulan suci ini yang dapat menghalangi seorang muslim untuk
berbuat maksiat. Oleh karena itu, hadist itu ditambah dengan pernyataan
bahwa setanpun ikut terbelenggu. Ini adalah kiasan, yang artinya
adalah; setan akan sangat kesulitan untuk menggoda muslim ketika sedang
berpuasa di bulan suci.
Akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan seorang muslim tetap
terjaga dari godaan setan. Setan akan terus menggoda manusia dengan
berbagai macam cara termasuk dengan situasi dan kondisi sehari-hari pada
bulan puasa itu. Walaupun mungkin tidak sampai membuat puasa batal secara hukum,
akan tetapi nilai-nilai esensi yang terkandung dalam puasa akan hilang
sehingga puasanya menjadi sia-sia. Demikianlah seperti yang disabdakan
oleh Nabi:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan apa-apa
selain lapar, dan berapa banyak orang sholat di tengah malam tidak
mendapatkan apa-apa selain begadang” (HR. Nasa’i).
Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan bahwa tidak semua orang yang
menjalankan ibadah puasa akan mendapat apa yang dijanjikan secara
sempurna. Semua tergantung dari sejauh mana manusia menunaikan hak-hak
puasa itu. Ada yang mampu menjalankan ibadah puasa dengan sempurna, ia
tidak hanya mampu menjaga diri dari segala yang membatalkan dan yang
dapat merusak puasa, melainkan ia mampu memakmurkannya dengan berbagai
macam kebajikan.
Namun, lebih banyak lagi yang menyia-nyiakan hari-hari di bulan
Ramadhan. Bulan Ramadhan dijadikan sebagai bulan makan-makan dan tidur
di siang harinya. Sehingga menyelisihi hikmah disyariatkannya puasa.
Tiada aktivitas di siang hari selain menunggu datangnya berbuka. Tidur,
bermain atau menghibur diri (kendati dengan perkara mubah) agar waktu
serasa cepat berlalu dan waktu berbuka cepat datang. Ia justru tidak
memanfaatkan Ramadhan sebagai bulan amal, menambah pahala dan sarana
merenungi dosa-dosa yang telah dilakukan sebelumnya.
Ada pula sebagian orang - bahkan mungkin kebanyakan orang – yang
menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum pemborosan. Aneka ragam
makanan diborong untuk dijadikan bahan berbuka puasa, porsi makan pun
berlipat, seakan ingin jatah makan siang diambil pula untuk malam
harinya. Demikianlah kiranya ironi orang yang berpuasa, namun tidak
benar-benar berpuasa sehingga tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan
haus.
Suatu tuntutan bagi setiap muslim untuk menyadari bahwa puasa adalah
momen yang sangat tepat untuk merenungi keberadaannya di dunia ini.
Bahwa puasa di bulan ramadhan adalah media yang Allah sediakan bagi
setiap muslim untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan.
Tiada yang lebih mulia dari pada bulan suci Ramadhan. Maka sungguh
sangat merugi bila kita termasuk orang yang menyia-nyiakan puasa
Ramadhan.
Baca Juga: 9 Ibadah dan Amalan Utama di Bulan Ramadhan
Sebuah kata hikmah pernah tersimpulkan, bahwa; “Terkadang kita baru merasakan nikmatnya suatu nikmat yang diberikan Allah ketika nikmat itu telah pergi dan berlalu dari kita”. Semoga kita tidak termasuk orang merugi dengan menyia-nyiakan momen bulan Ramadhan ini. Amin ya rabbal álamin.
0 Response to "Ketahui.!! Inilah Orang-Orang yang Rugi dalam Bulan Ramadhan.."
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.