ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Ketika ajal datang menjelang, maka terputus sudah semua urusan di dunia.
Manusia akan menuju alam barzah dan menunggu datangnya hari kiamat.
Mereka yang masih hidup, memiliki kewajiban untuk mengurus jenazah.
Mulai dari memandikan, mengkafani, mensalatkan, hingga mengantarkan ke liang lahat. Dari banyak prosesi ini, memandikan jenazah lah yang paling sulit. Karena itu, tidak sedikit pihak keluarga yang mengundang pemandi jenazah untuk membersihkan kondisi mayit.
Ternyata, ada kejadian yang dijelaskan Rasulullah SAW ketika proses
pemandian mayit. Ruh jenazah tersebut memanggil dengan suara didengar
seluruh makhluk, kecuali jin dan manusia. Seperti apa? Berikut
ulasannya.
Kitab karya Imam Abdirrahin bin Ahmad Al-Qadhiy menjelaskan tentang bagaimana sakitnya ketika menjalani proses sakaratul maut. Setelah malaikat Izrail sudah menyelesaikan tugasnya, maka tubuh yang sudah menjadi jenazah akan dimandikan, untuk kemudian dikafani, disalatkan dan dimakamkan.
Diceritakan oleh Aisyah ra, ketika itu, Ia tengah menunggu suaminya Rasulullah SAW kembali ke rumah. Ia mengucapkan salam dan kemudian berdiri untuk menyambut sang Nabi kecintaan Allah tersebut.
“Duduklah di tempatmu, tidak usah berdiri wahai Ummul Mukminin,” begitu ucap Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW kemudian turut duduk bersama Aisyah dan kemudian meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya tersebut. Aisyah lantas mencari uban pada jenggot Rasulullah dan menemukan 19 helai rambut yang sudah memutih.
Aisyah kemudian berpikir dalam hatinya, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka Ia pun menangis sehingga mengalir air matanya jatuh menitis pada wajah Baginda Rasulullah.
Sadar terkena tetasan air mata istrinya, Rasulullah pun kemudian terbangun dari tidurnya.
Mulai dari memandikan, mengkafani, mensalatkan, hingga mengantarkan ke liang lahat. Dari banyak prosesi ini, memandikan jenazah lah yang paling sulit. Karena itu, tidak sedikit pihak keluarga yang mengundang pemandi jenazah untuk membersihkan kondisi mayit.
Kitab karya Imam Abdirrahin bin Ahmad Al-Qadhiy menjelaskan tentang bagaimana sakitnya ketika menjalani proses sakaratul maut. Setelah malaikat Izrail sudah menyelesaikan tugasnya, maka tubuh yang sudah menjadi jenazah akan dimandikan, untuk kemudian dikafani, disalatkan dan dimakamkan.
Diceritakan oleh Aisyah ra, ketika itu, Ia tengah menunggu suaminya Rasulullah SAW kembali ke rumah. Ia mengucapkan salam dan kemudian berdiri untuk menyambut sang Nabi kecintaan Allah tersebut.
“Duduklah di tempatmu, tidak usah berdiri wahai Ummul Mukminin,” begitu ucap Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW kemudian turut duduk bersama Aisyah dan kemudian meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya tersebut. Aisyah lantas mencari uban pada jenggot Rasulullah dan menemukan 19 helai rambut yang sudah memutih.
Aisyah kemudian berpikir dalam hatinya, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka Ia pun menangis sehingga mengalir air matanya jatuh menitis pada wajah Baginda Rasulullah.
Sadar terkena tetasan air mata istrinya, Rasulullah pun kemudian terbangun dari tidurnya.
“Wahai ummul mukminin, apa yang membuatmu
menangis? “tutur Rasulullah SAW.
Aisyah ra kemudian menceritakan apa yang ia rasakan setelah melihat uban-uban Rasulullah SAW tersebut.
“Tahukah kamu, kondisi apakah yang paling menyusahkan bagi mayit?” Kata Rasulullah SAW.
“Tidak ada kondisi yang paling menyusahkan atas diri mayit dari saat keluar dari rumahnya, anak-anak yang ditinggalkan berada di belakangnya, serta menangisinya,” kata Rasulullah.
“Itu memang menyakitkan, tapi masih ada lagi yang jalan pedih dari itu,” sahut Rasulullah SAW. “Tidak ada kondisi yang lebih berat atas diri mayit dari saat dia dimasukkan dalam liang lahat dan dikubur dibawah tanah, para kerabat, anak dan istrinya meninggalkannya pulang.Setelah itu datanglah Malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya,” ujar Aisyah.
Baginda kemudian tersenyum simpul mendengar jawaban istrinya ini. Beliau lantas menjelaskan bahwa sesungguhnya saat yang paling berat bagi mayit adalah ketika datangnya “Tukang Memandikan Mayit.”
Pemandi jenazah biasanya akan melepaskan cincin yang dipakai si mayit, melepaskan pakaiannya kemudian memandikannya. Saat itu, ruh akan menjerit kuat dimana suaranya dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia.
“Apa yang diserukan oleh ruh itu ya Rasulullah?“ tanya Aisyah.
“Hai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu agar engkau mencopot pakaianku dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku sedang istirahat dari sakitnya pencabutan nyawa dari Malaikat Maut,“ begitu ungkap Rasulullah SAW.
Aisyah kemudian semakin penasaran, “Lalu apa yang diserukan lagi oleh ruh …?“tanya Aisyah ra lagi.
“Hai tukang memandikan, demi Allah jangan engkau tuangkan air panas, jangan engkau gunakan air panas dan jangan pula air dingin, sesungguhnya jasadku telah terbakar sebab dicabutnya nyawaku,“papar Rasulullah SAW.
“Lalu ketika dimandikan, apa yang diserukan oleh ruh itu …?“tanya Aisyah ra lagi.
Dan ketika dimandikan, ruh itu berkata,“Demi Allah, hai tukang memandikan, janganlah engkau pegang diriku terlalu kuat, sesungguhnya jasadku masih terluka karena keluarnya nyawa,“tutur Rasulullah SAW.
Semoga informasi ini menambah rasa takut kita kepada Allah SWT. Jika memiliki referensi yang lebih lengkap, silakan memberikan info pada kolom yang sudah tersedia. Terimakasih sudah membaca.
Aisyah ra kemudian menceritakan apa yang ia rasakan setelah melihat uban-uban Rasulullah SAW tersebut.
“Tahukah kamu, kondisi apakah yang paling menyusahkan bagi mayit?” Kata Rasulullah SAW.
“Tidak ada kondisi yang paling menyusahkan atas diri mayit dari saat keluar dari rumahnya, anak-anak yang ditinggalkan berada di belakangnya, serta menangisinya,” kata Rasulullah.
“Itu memang menyakitkan, tapi masih ada lagi yang jalan pedih dari itu,” sahut Rasulullah SAW. “Tidak ada kondisi yang lebih berat atas diri mayit dari saat dia dimasukkan dalam liang lahat dan dikubur dibawah tanah, para kerabat, anak dan istrinya meninggalkannya pulang.Setelah itu datanglah Malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya,” ujar Aisyah.
Baginda kemudian tersenyum simpul mendengar jawaban istrinya ini. Beliau lantas menjelaskan bahwa sesungguhnya saat yang paling berat bagi mayit adalah ketika datangnya “Tukang Memandikan Mayit.”
Pemandi jenazah biasanya akan melepaskan cincin yang dipakai si mayit, melepaskan pakaiannya kemudian memandikannya. Saat itu, ruh akan menjerit kuat dimana suaranya dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia.
“Apa yang diserukan oleh ruh itu ya Rasulullah?“ tanya Aisyah.
“Hai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu agar engkau mencopot pakaianku dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku sedang istirahat dari sakitnya pencabutan nyawa dari Malaikat Maut,“ begitu ungkap Rasulullah SAW.
Aisyah kemudian semakin penasaran, “Lalu apa yang diserukan lagi oleh ruh …?“tanya Aisyah ra lagi.
“Hai tukang memandikan, demi Allah jangan engkau tuangkan air panas, jangan engkau gunakan air panas dan jangan pula air dingin, sesungguhnya jasadku telah terbakar sebab dicabutnya nyawaku,“papar Rasulullah SAW.
“Lalu ketika dimandikan, apa yang diserukan oleh ruh itu …?“tanya Aisyah ra lagi.
Dan ketika dimandikan, ruh itu berkata,“Demi Allah, hai tukang memandikan, janganlah engkau pegang diriku terlalu kuat, sesungguhnya jasadku masih terluka karena keluarnya nyawa,“tutur Rasulullah SAW.
Semoga informasi ini menambah rasa takut kita kepada Allah SWT. Jika memiliki referensi yang lebih lengkap, silakan memberikan info pada kolom yang sudah tersedia. Terimakasih sudah membaca.
0 Response to "Beginilah Jeritan Ruh Kepada Pemandi Jenazah, Kamu Pasti Merinding!!!!"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.