ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Sebagian muslim beranggapan melakukan segala hal akan mendapatkan pahala
di hari akhir kelak, sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan
di dunia. Anggapan tersebut didasari pada hadis yang belum pernah
dicontohkan oleh Nabi Saw. Memang benar ada beberapa hadis yang
menyebutkan hal itu, namun alangkah baiknya jika menggunakan dalil
shahih (lebih kuat).
Terkait dengan masalah ibadah ada 2 ketentuan wajib yang harus mencakup dalam semua amalan yaitu pertama ibadah yang dilaksanakan harus ikhlas hanya ditujukan kepada Allah SWT tanpa ada maksud lain, kedua ada contoh dari Nabi SAW.
Hal ini juga senada dengan kaidah fikih yang berbunyi "pada dasarnya
semua ibadah adalah haram dilakukan kecuali ada dalil yang
memerintahkannya" Kaedah ini memberikan pengertian bahwa semua amal
perbuatan yang menyangkut dengan hal ibadah tidak boleh dilakukan
kecuali ada dalil Al-Qur'an atau Hadis yang memerintahkan.
Sebagai wujud kehati-hatian terhadap hal demikian (menghindari amalan
yang tidak dicontohkan oleh Nabi Saw), Berikut kami ketengahkan beberapa
kesalahan yang dilakukan di bulan Ramadhan yang tersebar luas di
tengah-tengah kaum muslimin.
1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan
Tidaklah tepat keyakinan bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu
utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan
“nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati
kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah
jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan
meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau
nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran
Islam yang menuntunkan hal ini.
2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan
Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan
dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini
juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan
“padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan
perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan
yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin
Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?!
3. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari
sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada
hari tersebut maka puasalah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al
Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Nasa’i)
Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut
adalah hari yang meragukan. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan maka dia telah
mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)
4. Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin…”
Sebenarnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazhkan niat semacam
ini karena tidak adanya dasar dari perintah atau perbuatan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dari para sahabat. Letak niat
sebenarnya adalah dalam hati dan bukan di lisan. An Nawawi rahimahullah
–ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan,
لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ
“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah
dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dan pendapat ini tidak
terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Rowdhotuth Tholibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah)
5. Do’a Ketika Berbuka “Allahumma Laka Shumtu wa Bika Aamantu…”
Ada beberapa riwayat yang membicarakan do’a ketika berbuka semacam ini.
Di antaranya adalah dalam Sunan Abu Daud no. 2357, Ibnus Sunni dalam
‘Amalul Yaum wal Lailah no. 481 dan no. 482. Namun hadits-hadits yang
membicarakan amalan ini adalah hadits-hadits yang lemah. Di antara
hadits tersebut ada yang mursal yang dinilai lemah oleh para ulama pakar
hadits. Juga ada perowi yang meriwayatkan hadits tersebut yang dinilai
lemah dan pendusta (Lihat Dho’if Abu Daud no. 2011 dan catatan kaki Al
Adzkar yang ditakhrij oleh ‘Ishomuddin Ash Shobaabtiy).
Adapun do’a yang dianjurkan ketika berbuka adalah,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
(artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala
telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)
6. Bubar Terlebih Dahulu Sebelum Imam Selesai Shalat Malam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya
pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al
Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih). Jika imam
melaksanakan shalat tarawih ditambah shalat witir, makmum pun
seharusnya ikut menyelesaikan bersama imam. Itulah yang lebih tepat.
Inilah perkataan para ulama pada setiap amalan atau perbuatan yang tidak
pernah dilakukan oleh para sahabat. Mereka menggolongkan perbuatan
semacam ini sebagai bid’ah. Karena para sahabat tidaklah melihat suatu
kebaikan kecuali mereka akan segera melakukannya. (Lihat Tafsir Al
Qur’an Al ‘Azhim, pada tafsir surat Al Ahqof ayat 11)
Baca Selengkapnya: Hadis Lemah dan Palsu yang Marak Muncul saat Ramadhan
Baca Selengkapnya: Hadis Lemah dan Palsu yang Marak Muncul saat Ramadhan
Demikian beberapa kesalahan atau kekeliruan di bulan Ramadhan yang mesti
kita tinggalkan dan mesti kita menasehati saudara kita yang lain untuk
meninggalkannya. Tentu saja nasehat ini dengan lemah lembut dan penuh
hikmah.
Semoga Allah memberi kita petunjuk, ketakwaan, sifat ‘afaf (menjauhkan
diri dari hal yang tidak diperbolehkan) dan memberikan kita kecukupan.
Semoga Allah memperbaiki keadaan setiap orang yang membaca risalah ini.
0 Response to "Jangan Lakukan 6 Amalan Keliru ini Saat Bulan Ramadhan ! ! "
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.